Kamis, 31 Maret 2011

PC IMM Aceh Barat Daya

Posted by STRUKTUR 21.23, under | No comments

Tentang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Kini ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dihitung dari kelahirannya pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan tanggal 14 Maret 1964, telah berumur 47 tahun. Sebagai salah satu organisasi otonom dalam muahmmadiyah, IMM menegaskan diri sebagai organisasi kader yang memiliki peran strategis bagi keberlangsungan dan penyempurnaan gerakan Muhammadiyah. Kelahiran dan kehadirannya di pentas gerakan kepemudaan dan kemahasiswaan bukanlah suatu peristiwa kebetulan dalam sejarah, melainkan akan pentingnya kaderisasi dalam melanjutkan visi dan misi perjuangan cita-cita K.H. Ahmad Dahlan. Oleh karena itu IMM Merupakan suatu keharusan sejarah bagi perjalanan persyarikatan.
A. Pengertian dan sejarah kelahiran IMM
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah salah satu organisasi otonom Muhamadiyah yang notabene dari kaum terpelajar yaitu mahasiswa. Tujuannya adalah untuk menyiapkan kader islam yang khas dalam aspek normatif serta ideologis Muhammadiyah yaitu amar ma’ruf nahi munkar. Pemikiran untuk membentuk Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sudah sejak tahun 1958, kemudian pada tahun 1962 diselenggarakan konggres mahasiswa Muhammadiyah di yogyakarta pada tanggal 26 Syawal 1384 H yang bertepatan dengan tanggal 14 maret 1964 M, organisasi ini (IMM) resmi berdiri. Kemudian mengadakan musyawarah nasional ke-1 di Solo pada tanggal 1 – 5 Maret 1965 dan menegaskan diri sebagai gerakan mahasiswa islam berskala nasional, yang lebih terkenal dengan Deklarai kota barat.
B. Faktor / Pengaruh Berdirinya IMM
1. Situasi Sosio Kultural Kehidupan negara yang mengalami konflik nasional berkepanjangan dengan adanya Dekrit Persiden 5 juli 1959 serta pemberontakan G 30 S PKI, juga berbagai peristiwa di bidang ekonomi, sosial dan politik yang akhirnya menyebabkan pola pikir dan pola hidup rakyat Indonesia berubah.
2. Situasi Kemahasiswaan Situasi kemahasiswaan pad amasa itu adlaah merupakan kondisi organisasi mahasiswa yang terkotak-kotak dalam bingkai politik sehingga orientasi gerakannya sudah tidak murni lagi (menyimpang). Latar belakang inilah yang mendorong assabiqubal awwalun IMM seperti Djasman Al-Kindi, Sudibyo Markus, R. Sholeh, M. Arif, Amin Rais dan lain-lainnya.
C. Identitas IMM
Secara histori-normatif IMM digagas dan disosialisasikan melalui peranan dan kulturisasi tiga ide dasar sebagai identitas gerakan yaitu :
1. Intelektualitas Sebagai kaum intelektual yang harus berpikir secara rasional atau ilmiah maka IMM membangun tradisi intelektual dan wacana pikiran adalah langkah yang pertama dan utama. Hal ini dilaksanakan dengan pencerahan intelektual (Intelektual enlightment) dengan modl pendekatan individualisasi (upaya mengoptimalkan potensi oleh kesadaran dan penyadaran individu).
2. Religiusitas Orang yang berilmu harus punya moralitas yang baik untuk dapat dipertanggungjawabkan pada dirinya sendiri, ornag lain, masyarakat dan tuhannya. Agar tidak bebas nilai maka intelektual itu diperkuat dan dipertajam melalui hati nuraninya dengan Quwwatul aqidah (tauhid) secara kontinyu serta terarah dengand asar tidak merugikan diri sendiri, orang lain dan masyarakat.
3. Humanitas Kebenaran melakukan aktualisasi dari keduanya diatas adlaah sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi, dengan mengokohkan dan merealisasikan di masyarakat luas dalam rangka memberikan jawaban dengan amaliah nyata, dan inilah eksistensinya (Courage to be). Dalam tatanan praktisnya IMM harus maupun berhubungan dengan segala pluralitas masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan. Dengan tiga ide dasar kultur gerakan inilah IMM akan solid esktrabilished dan terus berkembang secara menyeluruh sesuai tujuannya.
D. Prinsip IMM
Untuk mengembangkan kedepannya yang semakin banyak tantangan, maka perlu sebuah prinsip sebagai bekal semangat (ghiroh) serta dasar atau landasan perjuangannya.
1. IMM adalah merupakan organisasi kader yang bergerak dibidang kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan. -IMM adalah organisasi mahasiswa yang bergerak dibidang da’wah dengan ciri khas Muhammadiyah.
2. IMM adlah organisasi kader dan bukan organisasi massa untuk kepentingan kelompok tertentu.
3. Landasan berfikir dan bertindak IMM adalah Al Qur’an Assunah dan ijtihad.
4. Sebagai semboyan IMM adalah “Fastabiqul Khoirot” yaitu berlomba-lomba dalam kebajikan.
5. Motto atau jargon IMM adalah :
•Anggun dalam moral, unggul dalam intelektual.
•Rajin kuliah, aktif dalam organisasi, taat beribadah, dan sukses dalam berprestasi.
E. Struktur Kepemimpinan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)
1. Dewan Pimpinan Pusat adlah jenjang kepemimpinan IMM tingkat Nasional
2. Dewan Pimpinan daerah adalah jenjang kepemimpinan IMM tingkat wilayah Muhammadiyah atau tingkat propinsi
3. Dewan Pimpinan Cabang adalah jenjang kepemimpinan IMM tingkat daerah Muhammadiyah atau tingkat Daerah Kabupaten / Kotamadya (Dati II)
4. Pimpinan Korkom adalah jenjang kepemimpinan IMM ditingkat perguruan tinggi sebagai pembantu pimpinan cabang, setelah garis koordinasinya cari cabang langsung ke Komisariat
5. Pimpinan komisariat adalah jenjang kepemimpinan IMM di tingkat fakultas atau jurusan diperguruan tinggi
F. Bentuk dan Arti Lambang IMM




Bentuk: Perisai Pena
Berarti lambang orang yang menuntut ilmu.
Berlapis tiga maknanya : Iman, Islam dan Ikhsan atau Iman, Ilmu dan Amal.


WARNA
Hitam : Kekuatan, ketabahan, dan keabadian.
Kuning : Kemuliaan tujuan.
Merah : Keberanian dalam berfikir, berbuat dan bertanggung jawab.
Hijau : Kesejahteraan.
Putih : Kesucian


GAMBAR
Sinar Muhammadiyah : Lambang Muhammadiyah.
Melati : IMM sebagai kader muda Muhammadiyah
Tulisan dalam pita : Fastabiqul Khairat (berlomba-lomba dalam kebajikan)
Tulisan IMM : Singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Rabu, 30 Maret 2011

Lakalantas di Tangan-tangan, Labi-labi dan Kijang Ringsek

Posted by STRUKTUR 23.52, under | No comments

BLANGPIDIE - Kecelakaan lalulintas (lakalantas), terjadi di kawasan Jalan Nasinal Tapaktuan – Meulaboh, tepatnya diperbatasan Desa Keude Siblah, dan Desa Suak Nibong Kecamatan Tangantangan , Selasa (29/3) sekira pukul 17.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, namun satu unit mobil angkutan (Labi-labi) dilaporkan ringsek akibat kecelakaan ala laga kambing dimaksud.

Informasi yang berhasil di himpun The Abdyanews.com, dilapangan menyebutkan, kejadian naas itu terjadi ketika mobil jenis Kijang dengan nomor Polisi (Nopol) BL 785 T yang melaju dari Blangpidie Tapaktuan,  Aceh selatan, bertabrakan dengan sebuah mobil penumpang jenis Labi-labi  BL 1310 A di jalan dimaksud.  “Mobil yang bertabrakan itu berbeda jalur, yang satu jalur kiri dan satunya lagi dari kanan yang jelas kedua mobil tersebut berlawanan arah,” kata salah seorang warga yang berada dilokasi kepada The Abdyanews.com, pasca kejadian itu.

Dia menjelaskan, Mobil Kijang Toyota tersebut melaju dari arah Balngpidie menuju Tapaktuan dan mobil Angkot (Labi-labi) yang membawa sejumlah penumpang melaju dari arah Tapaktuan menuju Blangpidie. Namun apa boleh buat, ketika berpas-pasan mobil dimaksud langsung bertabrakan ala laga kamibing. Akibatnya,  kondisi kedua mobil tersebutpun  ringsek di bagian depan dan samping.

Ketiak The Abdyanews.com menelusuri lebih jauh kronologi kejadian tersebut, warga sekitar mengaku tidak tahu persis bagaimana kronologi kejadian dimaksud. Sebab mengetahu kejadian itu setelah keduanya saling bertabrakan. “Saya melihat  kedua mobil tersebut tidak melaju dengan kecepatan tinggi, tapi tiba-tiba saja sudah terjadi benturan denga suara yang luar biasa, sehingga membuat masyarakat di desa Keude Siblah kaget dan langsung berhamburan keluar ruamah untuk memastikan suara tersebut,” kata warga tersebut.

Dia juga mengatakan bahwa, beberapa saat pasca kejadian itu, Personel Polisi dari Satuan Lalulintas Polres Abdya langsung turun kelokasi untuk mengamankan kedua unit mobil tersebut. Kasat Lantas Polres Abdya, Iptu Pol Awang Bayu Marantika yang di hubung wartawan membenarkan kejadian itu dan dirinya mengakan tidak ada korbvan jiwa dalam insiden tersebut. “Tidak ada korban, Cuma mobilnya saja yang ringsek,” kata Awang Bayu.(jol)

Selasa, 29 Maret 2011

Meneropong Kerukunan di Kabupaten Dua Bahasa

Posted by STRUKTUR 01.49, under | No comments

JIKA pertama kali anda berkunjung ke Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), tentunya anda akan merasa heran mendengar dialek dan bahasa yang digunakan oleh warga setempat. Betapa tidak, Abdya yang merupakan kabupaten pemekaran dari Aceh Selatan ini memiliki dua bahasa yang berbeda, yaitu, bahasa Aneuk Jamee (bahasa Minangkabau) dan bahasa Aceh dialek Padang. Masyarakat yang hidup dengan asal-usul etnis dan bahasa yang berbeda itu hingga kini masih tampak rukun dalam membina hubungan kemasyarakatannya. Sebab, perselisihan antaretnis itu tidak pernah terjadi di kabupaten berjulukan ‘Nageri Breuh Sigupai’ ini, kendati mereka berasal dari daerah dan suku yang berbeda.

Badai Terjang Abdya, Lima Rumah Rusak

Posted by STRUKTUR 00.16, under | No comments

Tue, Mar 29th 2011, 10:33

Badai Terjang Abdya, Lima Rumah Rusak

* Ratusan Boat Aceh Utara tak Melaut

Add caption

Lima unit rumah warga Gampong Pulau Kayu dan Padang Baru, Susoh, Abdya rusak parah diterjang badai disertai hujan, Senin (28/3) sore. SERAMBI/ZAINUN


BLANGPIDIE - Badai disertai hujan deras melanda Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya (Abdya), Senin (28/3) sore. Lima rumah penduduk rusak berat setelah atap sengnya copot diterbangkan angin dan sebagian besar isi rumah tersebut basah diguyur hujan. Belasan penghuni rumah terpaksa berteduh di kediaman keluarga atau tetangga terdekat.

Penegakan Syariat Islam Masih Setangah Hati

Posted by STRUKTUR 00.13, under | No comments

Penegakan Syariat Islam Masih Setangah Hati

Pantai Barat - 28 March 2011 | 0 Komentar
Blangpidie | Harian Aceh - Penerapan Syariat Islam yang diberlakukan di Aceh melalui UU No.44 tahun 1999 dan UU No.18 tahun 2001 dinilai masih dijalankan setengah hati. Hal itu terjadi akibat tidak adanya keinginan politik (political will) dari Pemerintah Aceh dan semua pihak untuk menjalankan Syariat Islam secara khafah.
Penegasan itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Permusyawatan Ulama (MPU) Abdya, Said Marwan Saleh. Ia menilai penegakan syariat Islam di Aceh sebagaimana yang digembar-gemborkan selama ini hanya sebatas slogan atau pemanis bibir (lipstik) belaka.

PAD dari Pertambangan di Abdya Tidak Jelas

Posted by STRUKTUR 00.12, under | No comments

PAD dari Pertambangan di Abdya Tidak Jelas

Pantai Barat - 28 March 2011 | 0 Komentar
Blangpidie | Harian Aceh - Kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat Daya (Abdya) mulai menyorot pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pertambangan. Pasalnya dari sekian banyak perusahaan pertambangan yang beroperasi di daerah itu namun tidak diketahui berapa pemasukan ke kas daerah.
Ketua Komisi-A DPRK Abdya, Reza Mulyadi,  mengungkapkan keheranannya tentang kenekatan salah satu perusahaan pertambangan yang beroperasi di Abdya yakni PT Juya Aceh Mining (PT JAM) yang melakukan kegiatan pertambangan biji besi dan telah mendatangkan kapal pengangkut untuk mengangkut hasil pertambangannya biji besi ke luar negeri. Padahal perusahaan tersebut diketahui masih mempunyai masalah dengan daerah terkait dengan beberapa hal termasuk masalah PAD.

Mark-up Harga Beras Miskin, Diputus Setahun, Jaksa Banding

Posted by STRUKTUR 00.10, under | No comments

Mark-up Harga Beras Miskin, Diputus Setahun, Jaksa Banding

Pantai Barat - 25 March 2011 | 0 Komentar
Calang | Harian Aceh – Jaksa menyatakan banding atas perkara penggelembungan (mark-up) harga beras miskin dengan terdakwa Geuchik Alue Kreung, Kecamatan Teunom, Aceh Jaya, Ismail.
Sebelumnya, majelis hakim PN Calang, Aceh Jaya, pada sidang Senin (20/3), memvonis Ismail dengan hukuman setahun penjara, denda Rp200 juta dengan subsidair dua bulan.
Hukuman tersebut jauh lebih ringan dari tuntutan jaksa lima tahun penjara dengan denda Rp200 juta. Akibatnya, pihak jaksa tidak terima dan menyatakan banding.

Tunjangan Profesi Guru Agama di Abdya Masih Misterius

Posted by STRUKTUR 00.09, under | No comments

Tunjangan Profesi Guru Agama di Abdya Masih Misterius

Pantai Barat - 27 March 2011 | 0 Komentar
Blangpidie | Harian Aceh – Tunjangan profesi guru agama Islam di wilayah Aceh Barat Daya (Abdya) untuk anggaran tahun 2010 hingga kini dilaporkan masih misterius, padahal data untuk penerimaan tunjangan tahun 2011  sudah mulai dikumpulkan.
Ketidakjelasan dana untuk tunjangan para pendidik di bidang keagamaan itu terjadi memasuki bulan keenam sejak puluhan guru agama di wilayah Abdya berdelegasi ke Kantor Kementerian Agama (Kanmenag) setempat untuk mempertanyakan status dana tunjangan profesi (sertifikasi) untuk tahun anggaran 2010 yang hingga saat itu belum mereka terima.

Dua Jabatan Camat di Abdya Lowong

Posted by STRUKTUR 00.05, under | No comments

Tue, Mar 29th 2011, 08:56

Dua Jabatan Camat di Abdya Lowong

BLANGPIDIE- Dua jabatan camat di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Camat Manggeng dan Camat Babahrot lowong setelah pejabat lama dimutasi menempati jabatan baru dalam pelantikan 93 pejabat eselon II, III IV jajaran Pemkab setempat, Kamis (24/3) lalu. Bupati diminta segera mengangkat pejabat baru untuk dua wilayah pemerintahan tersebut sehingga kegiatan pemerintahan tidak terganggu.

510 Petani Ikuti Sekolah Lapang Tanaman Kakao

Posted by STRUKTUR 00.03, under | No comments

Sat, Mar 26th 2011, 12:53

510 Petani Ikuti Sekolah Lapang Tanaman Kakao

BLANGPIDIE - Sebanyak 510 petani kakao (coklat) dari empat kecamatan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mengikuti Sekolah Lapang (SL) sejak November 2010 sampai Maret 2011. Kegiatan kerja sama Pemkab setempat dengan Swisscontact selama empat bulan tersebut ditutup Bupati Akmal Ibrahim di Komplek BPP Kuala Batee di Desa Alue Peunawa, Kecamatan Babahrot, Kamis (24/3). Dalam acara penutupan SL tersebut juga digelar lomba asah terampil atau demontrasi ilmu yang diperoleh petani selama mengikuti SL.  Juara I, diperoleh Kelompok Tani (KT) SL Desa Pantee Rakyat. Juara II dan III masing-masing KT SL Desa Alue Peunawa dan KT SL Desa Gunung Samarinda, ketiganya dari Kecamatan Babahrot.     

Hasil “Sidang Rakyat” Terabaikan Bupati Perintahkan TAPK Gunakan Flafon Anggaran 2010

Posted by STRUKTUR 00.01, under | No comments

Sat, Mar 26th 2011, 12:48
Hasil “Sidang Rakyat” Terabaikan
Bupati Perintahkan TAPK Gunakan Flafon Anggaran 2010
Aceh Barat Daya
BLANGPIDIE – Hasil sidang pembahasan anggaran bersama rakyat yang berlangsung di halaman kantor Bupati Abdya beberapa waktu lalu, terkesan terabaikan begitu saja. Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim SH melalui surat tertanggal 26 Februari 2011 Nomor 900/290/II/2011, telah memerintahkan Ketua dan Anggota Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK) Abdya untuk segera menggunakan Plafon Anggaran Tahun 2010 yang besarannya Rp 320-an miliar.

Senin, 28 Maret 2011

Julida Fisma Pimpin IMM Abdya

Posted by STRUKTUR 02.37, under | No comments

BLANGPIDIE - Julida Fisma akhirnya berhasil terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC-IMM) Abdya Priode 2011-2012, dalam Musyawarah Cabang (Musycab) VI, yang berlangsung secara aklamasi di Aula Arena Mote, Blangpidie, Minggu (26/03). Panitia pelaksana Musycab PC IMM Abdya, Zulfahmi menjelaskan pelaksanaan Kegiatan Musycab tersebut berlangsung selama dua hari, Sabtu dan Minggu di aula Arena Motel dan Wisma Safira Blangpidie. dalam pelaksanaan musyawarah tersebut Julida Fisma yang sebelumnya berposisi sebagai Kabid Hikmah PC IMM Abdya berhasil terpilih sebagai Ketua Umum PC-IMM Abdya priode 2011-2012 secara aklamasi.

Ada tiga pasangan kandidat yang muncul, masing-masing Ikhsan, Zulfahmizar, dan Julida Fisma. Musyawarah ini merupakan agenda penting yang dihadiri seluruh Pimpinan Komisariat IMM se-Abdya, dan IMM sebagai organisasi kader harus senantiasa melakukan regenerasi kader, musyawarah ini merupakan simbol bahwa akan lahir pemimpin-pemimpin bagi persyarikatan, umat dan bangsa nantinya,” jelas Zulfahmizar.

Sementara itu, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Aceh Barat Daya , Drs. Ramli Bahar dalam sambutannya menyatakan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organsiasi yang berbeda dengan organisasi lain.

IMM dalam setiap pelaksanaan kegiatannya selalu dimulai dengan segala keterbatasan. Karena IMM besar karena segala kekurangannya.

Inilah miniature perjuangan yang sesunggunhnya, yang mau melakukan kegiatan meskipun dengan segala kekurangan, dan dianalogikan pemimpin itu ibarat seekor ikan, ikan itu membusuk dari kepala dulu, begitu juga dengan pemimpin, baik atau tidaknya lembaga tergantung pada pemimpin,” paparnya, pada kesempatan yang turut dihadiri oleh Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Propinsi Aceh, Azhar itu.

Julida Fisma yang ditanyai Serambi secara terpisah menyatakan, IMM sudah saatnya menorehkan tinta emas dalam membangun peradaban yang lebih baik lagi sebagai organisasi kemahasiswaan.

Terkait dengan itu dirinya akan mengedepankan tradisi intelektual dan dakwah dalam mengoptimalkan kinerja organisasi nantinya. Menanggapi Pilkada Abdya yang sebentar lagi akan dilaksanakan, Julida Fisma berharap kepada seluruh elemen masyarakat agar ikut serta dalam mengawal proses Pilkada ini sampai selesai.

Untuk diketahui, Musycab tersebut merupakan musyawarah tertinggi di tingkatan cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang merupakan agenda rutinitas tahunan dan harus dilaksanakan setiap satu kali setahun. Pelaksanaan musycab ini tidak hanya sebagai agenda seremonial pergantian kepemipinan, tetapi yang jauh lebih penting dari semua itu adalah Musycab sebagai langkah evaluasi sekaligus refleksi program kerja organisasi selama satu tahun kepengurusan sebelumnya.(tz)

Minggu, 27 Maret 2011

Deputi Menko Kesra RI di Abdya:

Posted by STRUKTUR 21.59, under | No comments

Fri, Mar 25th 2011, 09:11

80 Persen Anak Indonesia tak Dapat Pendidikan Dini

BLANGPIDIE – Deputi Menko Kesra RI, Dr H Risman Musa MA mengungkapkan, sekitar 80 persen anak di Indonesia tidak mendapatkan pendidikan usia dini. Sementara sekitar 20 persen anak tidak bersekolah di SD. 

“Angka partisipasi kasar (Grosss Enrollment Ratio) Taman Kanak-kanak (TK) di Indonesia masih kurang 20%  atau sekitar 80% di antaranya tidak mendapatkan pendidikan anak usia dini,” papar  Risman Musa dalam kuliah umum yang diselenggarakan mahasiswa STIT dan STKIP Muhammadiyah Abdya di Blang Pidie, Kamis (24/3).  

Deputi Menko Kesra menambahkan, angka serapan SD/MI, yakni mereka yang berusia 7 thn danbersekolah dasar, rata-rata masih di bawah 80%. “Artinya sekitar 20% anak tidak ber SD. Sementara  angka mengulang sekitar 2%,” sebut Risman yang membacakan makalah berjudul “Tentangan Pemuda/Islami”.

Dia menambahkan, kendati angka partisipasi murni (Net Enrollment Ratio) untuk SD/MI cukup tinggi (sekitar 96 persen), tapi masih ada ribuan anak lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan ke sekolah menengah dan bahkan ribuan lainnya putus sekolah di tengah jalan karena berbagai alasan, termasuk kondisi ekonomi keluarga dan infrastruktur di perdesaan dan daerah terpencil yang belum memungkinkan anak bersekolah.

Selain menghadirkan Deputi Menko Kesra, pada kuliah umum bertema “Pencerahan Sikap Kritis Mahasiswa Dalam Pemahaman dan Penerapan Budaya yang Islami” yang diprakarsai Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Aceh Barat Daya (Abdya) yang berlangsung di Aula Masjid Attaqwa, Blangpidie itu juga menghadirkan Kepala BKKBN Aceh, Drs Nasrullah Jakfar MA.

Dalam ceramahnya. Kepala BKKBN Aceh, Drs Nasrullah Jakfar MA berharap mahasiswa dan alumni perguruan tinggi Muhammadiyah tidak pesimis dalam mencapai sebuah keberhasilan dan kesuksesan. Sebab sejarah membuktikan bahwa banyak dari alumni Muhammadiyah yang berhasil di setiap sektor lapangan pekerjaan. 

“Jadi yang membuat orang menjadi hebat dan sukses itu bukanlah karena faktor fasilitas kampus yang memadai, melainkan kemauan dan semangat  juang untuk terus maju dan berhasil dengan terus membahani diri dengan setiap lingkup ilmu pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman,” demikian kata Drs Nasrullah Jakfar MA.

Pantauan Serambi, ketika berlangsungnya acara tersebut para mahasiswa yang berasal dari perguruan tinggi Muhammadiyah itu tampak serius mengukiti kuliah umum dimaksud, merekapun saling menghujani pemateri dengan berbagai pertanyaan.(tz/usb)
Sumber : Harian Serambi Indonesia

Tiap Tahun Krueng Susoh Sering Meluap

Posted by STRUKTUR 21.58, under | No comments

Mon, Mar 28th 2011, 08:53

* Warga Berharap Dibangun Tanggul Pengaman

BLANGPIDIE – Sejumlah rumah penduduk di beberapa desa di Kecamatan Blangpidie dan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang berlokasi di pinggiran Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Susoh, saban tahun harus menerima dampak banjir luapan. Kini mereka berharap pemerintah membangu tanggul pengaman.

Warga yang tinggal di lima desa, masing-masing Meudang Ara, Paya, Seunaloh, Cot Jirat, serta Lung Tarok, Kecamatan Blangpidie, ketika ditemui Serambi, Minggu (27/3), berharap Pemkab Abdya maupun  Pemprov Aceh memperhatikan kondisi tersebut, karna setiap turun hujan mereka selalu mengalami banjir luapan.

Terlebih banjir luapan yang terjadi beberapa waktu lalu sempat menggenangi perumahan penduduk di kawasan Jalan Mayang dan Desa Pawoh, Kecamatan Susoh.

Rahmat Irvan, salah seorang pemerhati lingkungan kepada wartawan mengaku mengatakan, pada DAS Krueng Susoh sudah sangat layak dibangun tanggul pengaman, karena selain terdapat beberapa tempat pengajian, masjid, dan permukiman penduduk, di pinggiran sungai itu juga terdapat beberapa aset pemerintah, di antaranya Sekolah Dasar di Desa Meudang Ara, dan Rumah Potong Hewan (RPH) milik Pemkab Abdya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Alam Daerah (BPBAD), Rahmawadi ST, yang ditanyai secara terpisah, mengaku pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBAD Provinsi Aceh menyangkut persoalan tersebut. Ia juga mengaku bahwa sekitar DAS Krueng Susoh tersebut sering terjadi banjir luapan karena belum adanya tanggul pengaman.(tz)
Sumber : Harian Serambi Indonesia 

Jumat, 25 Maret 2011

Perusahaan Daerah dan Investor Pecah Kongsi

Posted by STRUKTUR 23.06, under | No comments

Pembangunan PKS Abdya Tersendat

Perusahaan Daerah dan Investor Pecah Kongsi

BLANGPIDIE - Pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) di kawasan Lhok Gayo, Pantee Rakyat, Kecamatan Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya), bakal tersendat menyusul pemutusan kontrak kerja sama yang dilakukan PT Shamira Agro Abdya (SAA) --anak perusahaan daerah Abdya-- terhadap PT Harita Jaya Raya (HJR), Jakarta. Surat pemutusan kontrak itu ditandatangani langsung oleh Direktur Utama PT SAA, Armiyus SE, mengetahui Komisaris HM Yunus Mawardi SH. Armiyus ketika dikonfirmasi membenarkan adanya pecah kongsi itu, namun dia tidak menjelaskan secara detail penyebabnya. “Benar, kontrak kerja sama sudah diputuskan,” katanya kepada Serambi, Jumat (25/3).

Armiyus melanjutkan, dengan berakhirnya kontrak kerja sama tersebut, saat ini pihaknya sedang mencari investor baru (lokal maupun luar negeri) yang bersedia menanamkan modalnya untuk kelanjutan pembangunan pabrik berkapisitas 30 ton TBS per jam itu. “Yang pasti PKS itu tetap dilanjutkan, namun kita belum bisa pastikan insvestor mana yang bakal kita gandeng,” jelasnya singkat. Menurut sebuah sumber, pemutusan kontrak sengaja dilakukan karena PT HJR mengabaikan beberapa kesepakatan dalam MoU. Salah satunya adalah soal pembentukan perusahaan patungan (joint venture) PT Harita Sawit Makmur yang tidak melibatkan PT SAA, melainkan dibentuk secara patungan oleh anak perusahaan Harita Groups.

“Pengadaan mesin pabrik sesuai kesepakatan dilaksanakan oleh PT HJR, tetapi ternyata dikontrakkan kepada kepada PT Pancakarsa Bagun Reksa yang merupakan rekanan PT HJR,” sebut sumber itu. Hal lain yang juga diabaikan PT HJR adalah saat pembangunan fisik pabrik dilakukan beberapa bulan lalu. Sesuai kesepakatan, pembangunan dilaksanakan oleh PT SAA, namun ternyata PT HJR juga berkeinginan membangun pabrik. “Bila keinginan itu dilaksanakan, maka saham daerah akan menciut atau tidak sesuai dengan kesepakatan semula,” tambah sumber itu.

Kesepakatan kerja sama antara PT SAA dan PT HJR itu dilakukan pada tanggal 3 September 2010. Dalam pelaksanaannya, kedua pihak sepakat mendirikan perusahaan patungan (joint venture) yang dinamakan PT Harita Sawit Makmur. PT HJR memiliki komposisi saham 59 persen dan PT SAA 41 persen dari rencana investasi awal sekitar Rp 92 miliar. Dalam hal ini, dana yang dimiliki PT SAA sebesar Rp 30 miliar, yang merupakan dana Otsus 2011. Dana tersebut digunakan dalam bentuk pekerjaan sipil atau pembangunan prasarana dan sarana pendukung pembangunan pabrik.

Rampung 80 persen
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Kadishutbun) Abdya, Ir Muslim Hasan MSi, selaku Kuasa Pengguna Anggaran Otsus APBA 2010, menjelaskan bahwa pembangunan prasara dan sarana pendukung pabrik saat ini sudah rampung 80 persen. “Dana yang terserap sebesar Rp 22 milliar dari total anggaran Rp 30 miliar,” sebutnya saat dihubungi secara terpisah. Pembangunan sarana penunjang dimaksud, antara lain seperti pembangunan bangunan untuk mesin, bangunan pagar lokasi,jalan dalam lokasi, perumahan, dan bangunan perkantoran.(nun/tz)

“Sidang Rakyat” Abdya tak Menuai Hasil

Posted by STRUKTUR 23.02, under | No comments


Bupati Perintahkan TAPK Gunakan Plafon Anggarang 2010
BLANGPIDIE – Setelah menghabiskan biaya dan waktu berhari-hari, sidang pembahasan anggaran bersama rakyat yang berlangsung di halaman kantor Bupati Abdya beberapa waktu lalu juga tak menuai hasil dan terkesan terabaikan begitu saja. Buktinya, Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Akmal Ibrahim SH melalui surat tertanggal 26 Februari 2011 nomor 900/290/II/2011, telah memerintahkan Ketua dan Anggota Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK) Abdya untuk segera menggunakan Plafon Anggaran Tahun 2010 yang besarannya Rp 320-an Miliar. Jumlah tersebut disinyalir tidak mampu mengakomodir usulan yang dihasilkan dari “Sidang Rakyat” sebesar Rp 435 Miliar lebih yang sudah dirasionalisasi oleh Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten (TAPK) Abdya.
                Dalam surat setebal satu halaman dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri (Dirjen BAKD), Menteri Keuangan (Dirjen Perimbangan), Gubernur Provinsi Aceh, Kepala DPKKA Provinsi Aceh, Ipektorat Provinsi Aceh, BPK-RI Perwakilan Aceh, Ketua DPRK Abdya, Kapolres Abdya, Kajari Abdya dan Inspektorat Abdya itu disebutkan bahwa, sesuai dengan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah Pasal 106, Ayat (1,2,3,4,) dan Pasal 109, maka Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) mempedomani Plafon Anggaran Tahun anggaran 2010 untuk APBD Tahun Anggaran 2011 kecuali adanya kenaikan gaji, PAD dan dana perimbangan, dana pendamping atau program/kegiatan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Pada poin dua surat tersebut ditertulis, jika terdapat kegiatan baik belanja tidak langsung dan belanja langsung yang tidak tertampung di tahun Anggaran 2011 akan diajukan kembali pada APBD-P tahun anggaran 2011 termasuk program yang disulkan oleh masyarakat. Pada poin tiga, dana bantuan juga mengacu kepada tahun anggaan 2010, kecuali kebijakan Pemerintah seperti Pemilukada dan lain-lain. Poin empat dalam surat yang ditandatangani langsung oleh Baupati Abdya Akmal Ibrahim itu juga meminta Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) dan anggota untuk mempersiapkan anggaran perubahan yang direncanakan bulan Juli 2011.
Wakil Ketua DPRK Abdya, Elizar Lizam SE,Ak, yang didampingi beberapa anggota DPRK lainnya, maing-masing Zaman Akli, M Nasir SH, M Najib SPd, Muhammad Jufri Hasan, Muhammad Nasir SE, Arjuna Putra SE menilai, sidang pembahasan anggaran bersama rakyat yang berlangsung di halaman kantor Bupati Abdya beberapa waktu lalu itu sebagai bentuk pembohongan terhadap masyarakat. Sebab jika memang akhirnya harus merujuk kepada Plafon Anggaran tahun 2010, buat apa sidang yang menghabiskan anggaran dan menyita waktu masyarakat tersebut digelar. “Kalau harus kembali kepada Plafon Anggaran tahun 2010, kenapa harus menggelar ‘Sidang Rakyat’ untuk membahas APBD 2011 yang ujung-unjungnya juga mengacu kepada Plafon Anggaran 2010. Jadi apa yang dilakukan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) bersama rakyat itu adalah pekerjaan yang sia-sia,” kata Elizar Lizam, saat ditemui Serambi Jumat (25/3), diruang Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRK Abdya.
Sementara itu, Sektaris Komisi C DPRK Abdya Zaman Akli, menilai bahwa sidang pembahasan anggaran bersama rakyat itu sama halnya dengan hembusan angin syurga dan pembohongan terhadap rakyat. Sebab usai menandatangai Perbup Bupati Akmal Ibrahim pernah menyampaikan bahwa satu jam pasca penandatanganan dimaksud uang sudah bisa dicairkan disetiap SKPD, sedangkan buktinya hari ini penggunaan anggaran terpaksa harus merujuk kembali kepada Plafon Anggaran Tahun 2010. “Hari ini masyarakat harus tahu bahwa ‘Sidang Rakyat’ yang digelar selama beberapa hari itu tak membuahkan hasil. Apa yang sudah dilaksanakan sama halnya dengan menipu rakyat,” papar Zaman Akli.
Seperti diberitakan sebelunya, Bupati Abdya Akmal Irahim SH, Kamis (3/3) lalu, menandatangani Peraturan Bupati (Perbup) APBK Abdya tahun 2011 sebesar Rp 435 Miliar lebih melalui sidang terbuka dihalaman kantor Bupati setempat. Prosesi penandatanganan APBK yang diistilahkan hasil siding rakyat terebut disaksiskan ribuan orang termasuk guru-guru yang menyebabkan aktivitas belajar mengajar sempat terhenti.
Peristiwa langka dan dinilai bersejaah itu turut disaksikan Muspida Abdya, Ketua DPRK Abdya bersama sejumlah anggota dewan, Wabup Syamsurizal, Dandim 0110/Abdya Letkol  Arm E Dwi Karyono AS, Kapolres Abdya AKBP Drs Subakti, Kajari Blangpidie Umar Zakar SH, Ketua MPU Tgk H Abdurrahman Badar dan Ketua MPD Zulkifli Ali. Bupati Akmal Ibrahim dalam pidatonya mengatakan, penetapan ABPK Abdya 2011 dituangkan dalam Perbup Nomor 8/2011 Tanggal 3 Maret 2011, terdiri dari pendapatan Rp 424,2 Milyar lebih dan belanja daerah Rp 435 Miliar lebih,  defisit Rp 10,8 Miliar. Soal defisit sebesar itu dapat dinnolkan setelah ditutup dengan Silpa 2010.
“Ini merupakan peristiwa baru dan barang kali sangat unit di Indonesia. biasanya penetapan anggaran saya teken bersama Pimpinan DPRK dalam sidang Paripurna,” kata Akmal Ibrahim dalam sambutannya saat itu. Bupati Akmal Ibrahim juga memerintahkan Sekda Abdya untuk segera membawa Perbup pelaksanaan APBK Abdya 2011 tersebut kepada  Kementrian Keuangan. Sedangkan semua Pimpinan SKPD setempat diinstruksikan untuk melaksanakan kegiatan yang telah diprogramkan setelah satu Jam  Perbup itu diteken.(tz) 

Polisi Amankan Tujuh Penjudi

Posted by STRUKTUR 03.31, under | No comments

Polisi Amankan Tujuh Penjudi

BLANGPIDIE - Personel Polres Aceh Baratdaya (Abdya), Kamis (5/8) dihari, sekira pukul 01.00 WIB, mengamankan tujuh pelaku perjudian dan pemakai ganja. Penangkapan itu dipimpin oleh Kasat Intel Polres Abdya, Iptu Syaiful Hadi SH beserta anggotanya. Kapolres Abdya, AKBP Drs Subakti, melalui Kasat Reskrim Polres Abdya, AKP Wahyu Sabara SH SIK, kemarin mengatakan, penangkapan itu dilakukan di salah satu pelabuhan milik perusahaan swasta di Desa Pulau Kayu, Kecamatan Susoh. “Pelaku perjudian yang diamankan sebanyak 7 orang, masing-masing HR (38), SM (28), NS (49), ZUL (28), MI (29), SOF (35), MD (35), dan dua pelaku pengguna dan penyimpan narkotika jenis ganja, masing-masing DA (41) dan Mis (21). Semuanya warga Kecamatan Susoh,” jelas Kasat Reskrim Abdya.

Dijelaskan, mereka diangkut dari dua lapak judi, lapak pertama tiga pemain, dan di lapak kedua sebanyak empat orang pemain. Sedangkan barang bukti yang berhasil disita dan diamankan dalam permainan judi ini berupa dua set domino dengan jumlah uang Rp 488.000. “Untuk pelaku penyalahgunaan narkotika didapat daun ganja kering sebanyak 14 am. Semua barang bukti dan tersangka telah diserahkan kepada Sat Reskrim Polres Abdya untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut,” kata AKP Wahyu Sabara SH SIK. Kasat Reskrim juga menyatakan bahwa untuk para tersangka perjudian tersebut akan dikenakan perkara maisir sebagaimana yang diatur dalam Pasal 23 ayat (1) Qanun Provinsi NAD tahun 2003.

Sementara pemilik ganja kering akan dikenakan Pasal 114 ayat (1)  subsider 127 ayat 1 hurup a Undang Undang no 35 tahun 2009 tentang penyalahgunaan Narkoba. “Kegiatan ini dalam rangka operasi bersih yang digelar Polda Aceh dan jajarannya yang masih berlangsung, selama menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Iedul Fitri yg sasarannya antara lain adalah premanisme, perjudian, minuman keras dan narkoba.” tutur Kapolres Aceh Barat Daya, AKBP Drs Subakti yang dihubungi wartawan via telephone selulernya.(tz)

Dibogem Anggota Dewan, Kader Demokrat Masuk RS

Posted by STRUKTUR 03.30, under | No comments

Dibogem Anggota Dewan, Kader Demokrat Masuk RS

BLANGPIDIE - Seorang anggota DPRK Abdya dari Partai Demokrat, Nasrullah Us dilaporkan ke polisi atas tuduhan membogem rekan separtainya, yaitu Sumitro yang menyebabkan korban harus dirawat di rumah sakit (RS). Menurut Nasrullah, dirinya juga akan melaporkan Sumitro ke polisi atas tuduhan pencemaran nama baik.

Kasus pemukulan yang dilakukan oleh anggota dewan tersebut menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat dan politisi Abdya sejak dua hari terakhir. Selain sama-sama kader Partai Demokrat, Nasrullah dan Sumitro juga tinggal sekampung di Gampong Pasar Kota Blangpidie.

Sumitro yang sedang dirawat di RSUD Abdya kepada Serambi, Kamis (10/3) mengatakan, insiden pemukulan itu terjadi Rabu (9/3) sekira pukul 13.20 WIB, di Sekterariat SIGAPP, Jalan Iskandar, Gampong Keude Paya, Kecamatan Blangpidie.

Menurut Sumitro, sebelum kejadian itu, ia dipanggil oleh si Nas (Nasrullah Us) karena ada yang mau diomongin. Karena Sumitro menjawab sedang di Sekret SIGAPP, tak lama kemudian Nas datang menemuinya. “Si Nas langsung mengeluarkan kata-kata apa kamu menganggap dirimu tokoh, dan apa yang sudah kamu perbuat untuk Abdya,” ujar Sumitro mengutip kata-kata Nasrullah sebelum insiden itu.

Sumitro sempat menimpali Nasrullah dengan mengatakan dirinya tidak merasa tokoh. “Tiba-tiba dia memukul saya di bagian wajah dan mengenai rahang kiri sehingga menimbulkan pembengkakan kecil dan gesekan cincinnya,” kata Sumitro.

Pascakejadian itu, Sumitro masih tetap ngumpul-ngumpul dengan kawan-kawannya di Sekret SIGAPP. Tetapi beberapa saat kemudian, dia merasa pusing dan sakit di rahang kiri. “Hari itu juga saya memeriksakan diri ke rumah sakit dan melaporkan kasus itu ke polisi,” kata Sumitro tanpa mengetahui penyebab Nasrullah memukulnya.

Ketua DPC Partai Demokrat Abdya, Khairuddin Ibrahim yang membezuk Sumitro ke RSUD Abdya bersama Keuchik Pasar Blangpidie Nasruddin, menyatakan pihaknya sangat menyesalkan terjadinya insiden pemukulan yang dilakukan Nasrullah. “Tindakan ala preman pasar yang diperlihatkan Nasrullah itu harus diproses secara hukum. Tindakan itu tak bisa ditolerir, apalagi dilakukan oleh kader Partai Demokrat sendiri yang duduk di lembaga terhormat. Partai Demokrat adalah partai yang santun, jadi tak bisa mentolerir cara-cara kekerasan seperti itu,” tandas Khairuddin.

Dituduh terima uang
Nasrullah Us yang dimintai konfirmasinya oleh Serambi mengatakan, insiden itu tidak terkait politik atau aksi SIGAPP. “Ini murni karena dia (Sumitro) telah mencemarkan nama baik saya,” kata Nasrullah.

Diceritakan Nasrullah, dirinya mendengar perbincangan antara Sumitro dengan pihak lain terkait dengan dirinya. Sumitro mengatakan, “pantaslah dia (Nasrullah) kecewa karena tidak berhasil menggolkan Akmal di Partai Demokrat, makanya dia malu karena uang sebesar Rp 150 juta sudah diambil dari Akmal.”

Nasrullah mengatakan, tuduhan itu merupakan pencemaran nama baik karena dia tak melakukan apa yang dituduhkan Sumitro. “Sebenarnya saya ingin menyelesaikan persoalan itu secara baik-baik dengan  memintai klarifikasi dari Sumitro. Tetapi saya dicuekin, bahkan terkesan sangat sinis kepada saya. Termasuk ketika saya menemuinya di Sekretariat SIGAPP menjelang kejadian itu. Emosi saya benar-benar tak terkendali, sehingga terjadilah insiden tak diinginkan itu. Saya pikir Anda juga tak bisa terima jika diperlakukan sinis dan nyeleneh seperti itu,” kata Nasrullah.

Nasrullah mengaku tak ada persoalan kalau Sumitro melaporkan kasus itu ke polisi karena negara ini negara hukum. Namun dia pun akan melaporkan Sumitro ke polisi terkait tuduhan dan pencemaran nama baiknya. “Saya punya rekaman percakapan Sumitro. Ini bisa menjadi alat bukti untuk melakukan tuntutan balik,” demikian Nasrullah.(tz)

Algojo Ternak Beraksi di Nagan

Posted by STRUKTUR 03.29, under | No comments

Algojo Ternak Beraksi di Nagan

* Target Dibantai di Lokasi, Kulit dan Tulang Ditinggal

JEURAM – Pemilik ternak di Desa Sapeng, kecamatan Nagan Timur, Kabupaten Nagan Raya, dalam sepekan terahir diresahkan aksi kawanan pencuri ternak yang langsung membantai ternak curiannya di lokasi. Pelaku hanya membawa asoe tok (dagingnya saja), sedangkan tulang dan kulit dibiarkan tinggal di lokasi penyembelihan. Basyari (35), seorang warga Sapeng, kepada Prohaba, Rabu (23/5) mengatakan, pada Minggu (20/6), kerbau milik orang tuanya bernama M Yusuf menjadi sasaran komplotan tersebut. Kerbau milik Yusuf dicuri pada malam hari di kawasan gunung Nigan atau biasa disebut oleh warga sekitar Genang Kiya.

“Malam itu, sekira pukul 01.00 WIB, ada empat orang pemuda dengan mengendarai sepeda motor bernomor polisi dengan kode Nagan Raya masuk ke kawasan tersebut. Saat ditanyai oleh warga setempat, mereka mengaku hendak memancing ikan. Namun pada pagi harinya diketahui bahwa satu ekor ternak milik orang tua saya raib dan hanya tinggal kulit dan tulang saja di lokasi,” kata Basyari. Basyari yang juga PNS di Dinas Perhubungan Nagan Raya berharap kepada masyarakat setempat untuk terus meningkatkan kewaspadaan serta lebih jeli dan hati-hati dalam membeli danging di pasaran. Sebab, berdasarkan kondisi yang ditemukan di lapangan, kerbau yang dicuri itu disembelih tidak melalui proses penyembelihan yang lazim sehingga dagingnya tidak layak dikonsumsi oleh warga muslim. “Kerbau itu dipotong begitu saja. Darah berceceran di mana-mana,” kata Basyari.

Beberapa warga lain yang ditanyai Prohaba membenarkan aksi pencurian ternak oleh pelaku yang disinyalir lebih dari satu orang itu. Bahkan, Tgk Dun, salah seorang staf Humas Setdakab Nagan Raya juga mengaku telah mendengar informasi tersebut dari beberapa orang warga termasuk Basyari.(tz)

Pemkab Dinilai tak Serius Kelola Sekolah Bantuan Jerman

Posted by STRUKTUR 03.28, under | No comments

Pemkab Dinilai tak Serius Kelola Sekolah Bantuan Jerman

BLANGPIDIE – Pihak NGO Jerman ‘Help’ menyatakan rasa kekecewaannya terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Abdya yang tak serius mengelola sekolah bantuan dari mereka. Pasalnya, SMP 3 Kuala Batee bantuan Help di Desa Harapan, Kecamatan Kuala Batee, yang difungsikan sejak setahun lalu hanya dua orang guru yang berstatus PNS ditempatkan di SMP tersebut, malah salah satu diantaranya sering tidak masuk.

“Kami menilai Pemkab Abdya kurang serius mengelola sekolah bantuan yang kami berikan. Buktinya, setelah fisiknya kami lengkapi, Pemkab Abdya belum juga memenuhi kebutuhan guru di SMP ini, sehingga kami merasa Pemkab Abdya telah menyia-nyiakan bantuan yang diberikan,” kata Koordinator Proyek Help (Hilfe zur Selbsthilfe e.v.), Friedhelm Simon, yang didampingi juru bicaranya Ulfa Triyantika, kepada Serambi, Selasa (22/2), disela kunjungannya ke SMP tersebut.

Friedhelm Simon mengatakan, maksud kunjungannya ke SMP tersebut selain untuk meninjau perkembangan SMP bantuan Jerman itu juga berniat melengkapi kembali fasilitas di SMP tersebut. Namun melihat kondisi yang terjadi, pihaknya terpaksa menunda program lanjutan untuk SMP itu. “Sebenarnya kita ingin membawa komputer, dan melengkapi fasilitas yang belum lengkap seperti prabotan guru/kelas dan perpustakaan beserta bukunya. Namun karena respon Pemkab terhadap bantuan kita ini terlihat sangat kurang, terpaksa bantuan itu kita pending dulu,” kata Friedhelm yang diterjemahkan oleh jurubicaranya Ulfa Triyantika.

Dia juga menjelaskan, berdasarkan Memorandum of Understanding (MoU) antara pihaknya dengan Pemkab Abdya, untuk penyediaan fisik seluruhnya ditanggung oleh NGO Jerman ‘Help’ sedangkan untuk kebutuhan non fisik, seperti penyediaan tenaga pengajar di SMP dimaksud sepenuhnya ditanggung oleh Pemkab Abdya. Namun hampir setahun proses belajar mengajar di SMP tersebut berlangsung, Pemkab Abdya belum juga melengkapi tenaga guru di SMP tersebut.

Ulfa Triyantika mengakui bahwa Kepala Sekolah SMP 3 Kuala Batee Muhammad Isa, sudah berusaha keras merawat dan menjaga SMP bantuan Jerman itu, dan dirinya juga mengatakan untuk memenuhi kebutuhan guru di SMP tersebut Muhammad Isa juga sudah merangkul beberapa tenanga honor untuk mengabdi di SMP itu, namun upaya itu menurutnya tidak akan berjalan maksimal tanpa adanya perhatian serius dari Pemkab Abdya melalui dinas terkait.

“Kalau honorer keterikatannya kan tidak kuat, untuk itu kita berharap Pemkab Abdya melalui dinas terkait bisa menempatkan tenaga pengajar tetap di SMP ini. Apalagi fasilitas yang kita sediakan sudah sangat memadai,”tambah Ulfa.

Kepala Dinas Pendidikan Abdya, Maiyuli RH yang dikonfirmasi Serambi via telepon selulrnya berjanji akan segera merespon permintaan NGO Jerman tersebut dan pihaknya berjanji akan menurunkan tim untuk mengecek kebutuhan guru di SMP tersebut. “Sebenarnya bukan kita kurang respon terhadap kondisi itu, namun saat ini kita (Abdya) masih sangat kekurangan guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan untuk tahun 2011 ini kita juga sudah penambahan guru untuk bidang tersebut,” paparnya.

Untuk itu dirinya juga berharap supaya pihak NGO Jerman itu bisa memaklumi kondisi itu, karena yang terjadi saat ini bukan tidak adanya keseriussan untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di SMP tersebut melainkan guru bidang studi tertentu masih sangat minim di Abdya.(tz)

Dibahas Sengketa Lahan Warga dengan Perusahaan Perkebunan

Posted by STRUKTUR 03.27, under | No comments

Dibahas Sengketa Lahan Warga dengan Perusahaan Perkebunan

JEURAM – Konflik sengketa lahan antara masyarakat dengan pihak perusahaan perkebunan di Nagan Raya, hingga kini masih terjadi di sejumlah kecamatan. Bahkan, persoalan yang telah menahun itu bagaikan tak punya jalan keluarnya. Karena itu, DPRK setempat bersama tokoh masyarakat dan pihak perusahaan perkebunan, Sabtu (26/6) duduk bersama mencari jalan keluar tentang masalah tersebut. Dalam dialog yang berlangsung selama beberapa jam di ruang DPRK Nagan Raya itu, para delegasi yang terdiri dari masyarakat, pihak perusahaan dan anggota dewan itu membahas sejumlah masalah, seperti perebutan lahan seluas 375 Ha, proses ganti rugi (Peunayah) harus melibatkan DPRK, dan perusahaan harus realisasi sejumlah janjinya saat akan membuka kebun.

Salah satu masalah yang menjadi pembahasan alot, adalah sengketa lahan seluas 375 Ha di Desa Seuneuam IV, dan Desa Seunaam II. Permasalahannya yakni, masyarakat transmigrasi dengan PT GSM saling rebut lahan. Pihak perusahan mengklaim kawasan itu masuk dalam Hak Guna Usaha (HGU) mereka, sementara masyarakat mengatakan lahan itu merupakan area garapan pertanian mereka. “Harus diukur ulang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) supaya jelas area perusahan dan tapal batasnya,” kata H Said Junaidi anggota komisi A, DPRK Nagan Raya. Surat permohonan agar BPN Provinsi Aceh turun ke Nagan Raya untuk melakukan pengukuran ulang telah dilayangkan ke lembaga tersebut.

“Secara administrasi jelas kalau lahan itu merupakan milik PT GSM, sementara masyarakat meminta lahan itu untuk dibebaskan, atau dengan cara melakukan ganti rugi,” ujar Ir Mujiluddin, Manajer PT GSM. Menanggapi hal tersebut Ketua DPRK Nagan Raya, Samsuardi mengharapkan agar perusahan perkebunan dapat berpikir jernih menanggapi tuntutan masyarakat itu.(tz)

Jalan Desa Rusak Parah

Posted by STRUKTUR 03.26, under | No comments

Jalan Desa Rusak Parah

BLANGPIDIE - Belasan jalan desa di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) masih dalam kondisi kupak-kapik dan sulit dilewati oleh kendaraan roda dua dan roda empat. Kondisi ini tampak di beberapa desa di kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan Manggeng. Pantauan Serambi, sejak beberapa hari belakangan kondisi jalan yang menghubungkan antara desa satu ke desa lain di Kecamatan Kuala Batee dan Kecamatan Manggeng memprihatinkan. Bahkan di sebagian jalan desa hingga kini belum sekalipun tersentuh aspal.

Jalan Desa Lhok Gajah, Kecamatan Kuala Batee yang menghubungkan tiga desa yaitu Muka Blang, Lhueng Geulumpang, dan Desa Padang Sikabu sudah dua tahun kupak-kapik. Jalan tersebut sudah sangat sulit dilawati kendaraan roda dua dan roda empat. “Usulan perbaikan badan jalan ini sudah beberapa kali disampaikan dalam musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) namun belum terealisasi. Kita harap pada tahun ini Pemkab Abdya memplot dana untuk membangunan badan jalan ini,” ujar Muhammad warga Desa Muka Blang, melalui Serambi, Kamis kemarin.

Dikatakan, akibat kondisi jalan yang semakin hari semakin terkelupas menyebabkan warga yang bepergian pada malam hari terperosok dalam selokan di pinggir jalan. “Jika pulang tengah malam, pengendara harus ekstra hati-hati, sebab kerikil dibadan jalan sering menyeret pengendara kedalam parit,” katanya.

Dia bersama warga lain berharap Pemkab setempat bisa segera memprioritaskan pembangunan jalan dimaksud pada tahun ini. Sebab, jika kondisi itu terus dibiarkan, akan menghambat arus tranfortasi masyarakat di wilayah itu. Sementara itu berdasarkan informasi yang diterima Serambi dari pihak Bina Marga Dinas Prasarana Umum (PU) Abdya beberapa hari lalu menyebutkan, pembangunan jalan sudah diprogramkan dalam anggaran tahun 2010 serta ditargetkan pada tahun ini sudah mulai dibangun.(tz)

Lima Hektare Tambak Ikan di Labuhan Haji Disapu Banjir

Posted by STRUKTUR 03.26, under | No comments

Lima Hektare Tambak Ikan di Labuhan Haji Disapu Banjir

TAPAKTUAN – Lebih kurang 5 hektare tambak ikan milik masyarakat di Desa Suak Lokan, Pulau Ie dan Blang Baro, Kecamatan Labuhan Haji Barat, Aceh Selatan, disapu banjir luapan.

Tgk Muhammad Amin, seorang pemilik tambak kepada Serambi, Sabtu (5/2) mengatakan, sebanyak 300.000 ekor ikan siap panen yang dibudidaya di areal tambak seluas 5 hektare lebih telah disapu banjir luapan yang terjadi Rabu hingga Kamis (3/2) lalu. Luapan banjir itu sendiri terjadi akibat mulai mendangkalnya aliran Krueng Baru. “Kerugian yang saya alami kira-kira mencapai Rp 500 juta, karena sebanyak 150.000 ikan mas dan 150.000 ikan bawal sudah siap panen,”katanya.

Dia berharap Pemerintah Aceh melalui dinas terkait bisa segera melakukan normalisasi aliran sungai yang membelah Kabupaten Abdya dan Aceh Selatan itu. Sebab jika kondisi itu terus dibiarkan, maka ratusan hektare areal pertanian dan puluhan hektare tambak warga di kawasan tersebut disapu banjir, terutama setiap musim penghujan.

Pantauan Serambi di lokasi tambak tersebut, Sabtu (5/2), sebanyak lima hektare lebih areal tambak warga yang disebut-sebut siap panen itu terlihat kosong. Kondisi ini mengundang keprihatinan masyarakat setempat yang acap memanfaatkan lokasi tersebut sebagai tempat rekreasi.

Enggan bercocok tanam
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), sejumlah masyarakat petani di Kecamatan Kuala Batee mulai merasa pesimis dan ingin mengurungkan niatnya untuk bercocok tanam. Pasalnya, setiap musim hujan tanaman palawija milik mereka selalu mengalami gagal panen akibat diterjang banjir. Mereka berharap pemerintah bisa segera melakukan normalisasi aliran sungai Krueng Batee, sungai Kuala Batu, dan parit di kawasan Lueng Giri Desa Lhok Gajah.

Menurut M Daud, pascabanjir luapan yang terjadi Kamis (3/2) lalu, belasan hektare tanaman palawija dan holtikutura milik masyarakat petani di kecamatan itu mengalami gagal panen. Kondisi ini memunculkan keprihatinan dan kekecewaan masyarakat petani yang cuma memiliki lahan untuk bercocok tanam dikawasan rawan banjir itu.(tz)

Erosi Krueng Lamie Meluas, Pemprov Diminta Turun Tangan

Posted by STRUKTUR 03.24, under | No comments

Erosi Krueng Lamie Meluas, Pemprov Diminta Turun Tangan

JEURAM - Erosi krueng (sungai) Lamie, Kecamatan Darul Makmur, Kabupaten Nagan Raya, semakin hari kian meluas. Di beberapa tempat ambruknya bantaran sungai mencapai lima sampai 20 meter. Kondisi itu terjadi akibat bantaran sungai tidak dilengkapi bronjong. Waera yang bermukim di kawasan itu berharap kepada Pemerintah Aceh (Pemprov) melalui dinas terkait segera turuntangan mengatasi persoalan itu. Sebab, jika kondisi itu terus dibiarkan dikhawatirkan akan mengancam pemukiman penduduk di kawasan bantaran sungai dimaksud.

“Bila kondisi ini tidak ditanggulangi segera kita khawatirkan erosi krueng Lamie ini akan bertambah luas, yang ditakutkan saat banjir besar terjadi akan  merusak pemukiman warga,” kata Hamidi (36) salah seorang warga setempat ketika Serambi turun ke lokasi, Selasa (22/6). Pantauan Serambi, Selasa (22/6), kerusakan bantaran sungai di sepanjang krueng Lamie itu makin lama makin parah. Yang jadi musabab terutama adalah erosi, yaitu pengikisan daratan oleh air laut. Akibat abrasi tersebut, pemukiman penduduk di kawasan dimaksud terancam terkena dampaknya. Namun  pemerintah masih belum menaruh perhatian yang memadai terhadap kondisi tersebut.

“Memang sebagian mulai dibangun sejumlah fasilitas pelindung sungai, seperti beton-beton penahan, dan bronjong, namun di jembatan Lamie dua program dimaksud belum dilaksanakan. Oleh karena itu kita berharap kepada Pemkab Nagan Raya ataupun Pemerintah Provinsi untuk mencari solusi terhadap kerusakan itu, karena jika terus dibiarkan akan mengancam pemukiman penduduk,” harap warga setempat kepada Serambi, Selasa kemarin.(tz)

FKPA Sesalkan Pemkab tak Respon HUT Abdya

Posted by STRUKTUR 03.24, under | No comments

FKPA Sesalkan Pemkab tak Respon HUT Abdya

BLANGPIDIE - Forum Komunikasi Pemuda Abdya (FKA) Banda Aceh, menyayangkan sikap Pemkab setempat yang tidak memperigati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-8 kabupaten tersebut yang jatuh pada 10 April. Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum FKA Banda Aceh, Imran Mahfudi SH dan Sekretaris Umumnya, Edi Saputra H SPd, melalui siaran pers yang diterima Serambi, Minggu (11/4).

FKPA menilai, sikap yang dipertontonkan Pemkab Abdya itu sama halnya dengan tidak menghargai perjuangan para tokoh Abdya yang telah susah payah berjuang melahirkan kabupaten tersebut. “Banyak sekali pengorbanan yang diberikan oleh para tokoh pndiri Abdya, baik waktu, tenaga pikiran maupun anggaran. Karena perjuangan melahirkan Abdya dilakukan puluhan tahun dan baru berhasil pada tanggal 10 April 2002, dengan disahnya UU No 4 tahun 2002, tentang pembentukan Kabupaten Abdya, Gayo Lues, Aceh Jaya, Nagan Raya dan Kabupaten Aceh Tamiang,” tulis Imran Mahfudi SH.

Pihaknya berharap kepada Bupati Abdya untuk memberi penghargaan kepada para tokoh pendiri Abdya tersebut, sehingga sumbangsih pemikiran dan harta bendanya yang telah dicurahkan untuk terwujudnya cita-cita tersebut benar-benar dihargai dengan baik oleh masyarakat.

Semetara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Drs Yufrizal S Umar MSi, yang coba dihubungi Serambi via telepon selulernya, Minggu (11/4) tidak mengangangkat teleponnya, sehingga upaya Serambi untuk konfirmasi tentang HUT Ke-8 Abdya itu tidak berhasil.(tz)

Ridwan Pimpin KAI Banda Aceh

Posted by STRUKTUR 03.22, under | No comments

Ridwan Pimpin KAI Banda Aceh

BANDA ACEH - Ridwan Abdurrahman SH, terpilih sebagai ketua Dewan Pimpinan Cabang Kongres Advokat Indonesia (DPC-KAI) Kota Banda Aceh periode 2009-2012. Dalam musyawarah yang dilaksanakan Minggu (13/6) itu, Ridwan Abdurrahman mendapat dukungan mayoritas peserta musyawarah.

Pertemuan pertama yang beragendakan pembentukan dan pemilihan pengurus itu, diawali dengan pemilihan ketua dan kemudian di lanjutkan dengan pemilihan pengurus berdasarkan mekanisme forum secara transparan dan partisipatif. Pertemuan yang difasilitasi oleh Haspan Yusuf Ritonga SH itu, telah melewati proses pemilihan yang sangat alot.

Akhirnya, anggota forum telah memutuskan bersama dan menetapkan Ridwan Abdurrahman SH sebagai ketua DPC-KAI Kota Banda Aceh periode perdana itu. Ridwan yang terpilih mengalahkan pesaingnya, Reza Kamarullah SH, dan Dikun SH, dengan metode votting itu berhasil meraih suara terbanyak dari dua rivalnya.

Ridwan Abdurrahman SH meraih 18 suara, Reza Kamarullah SH dua suara, Dikun SH memperoleh dua, sedangkan satu suara abstain. Selain pemilihan ketua DPC-KAI Kota Banda Aceh, rapat anggota Advokat KAI Kota Banda Aceh itu, juga membentuk komposisi dan personalia kelembagaan. Komposisi dan personalia terpilih itu terdiri dari dewan penasehat sebanyak empat orang, dewan pengurus harian delapan orang, serta ditambah empat bidang lainnya.

Ridwan Abdurrahman SH kepada Serambi mengaku sangat senang dengan dipercayakannya sebagai pengurus DPC KAI Kota Banda Aceh. Dan dia berjanji akan selalu memengang teguh pada konsep yang terkandung dalam AD/ART Konggres Advokad Indonesia.”Kita juga berharap dukungan semua teman-teman, sehingga roda organisasi dapat berjalan dengan baik,”katanya.(tz)

Satpol PP Bongkar Paksa 10 Unit Bangunan Liar

Posted by STRUKTUR 03.22, under | No comments

Satpol PP Bongkar Paksa 10 Unit Bangunan Liar

BANDA ACEH - Petugas Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP/WH) Kota Banda Aceh, Kamis (4/6) membongkar 10 unit bangunan ilegal di sepanjang Jalan Mr TH Moehammad Hasan, Kecamatan Lungbata, Banda Aceh. Bagunan-bangunan yang dibongkar paksa tersebut diataranya, dua unit bangunan bertingkat, dua bangunan permanen, satu warung kopi dan lima unit bangunan berkontruksi kayu. Ke 10 unit bagunan dimaksud dibongkar dengan menggunakan beco dan escapator.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Kasatpol PP/WH) Kota Banda Aceh, Iskandar S.Sos yang turun langsung ke lokasi menegaskan, pembongkaran bangunan liar yang dibangun diatas tanah milik Pemko Banda Aceh itu, karena para pemilik bangunan tidak mengindahkan permintaan Pemko agar membongkar sendiri bangunan tersebut. “Tanah ini sudah diganti rugi oleh Pemko pada tahun 2004, dan lokasi bangunan ini merupakan bagian jalan yang sudah dibebaskan oleh Pemko,” sebut Iskandar.

Pembongkaran yang di kawal langsung oleh anggota polisi dan TNI itu berlangsung tertib. Tidak ada satu pun pemilik bangunan yang menghalang-halangi petugas dalam melakukan pembongkaran terhadap bangunan liar tersebut. “Pembongkaran ini dilakukan sebagai awal pencanangan tahun penataan kota. Jadi setiap bangunan liar dan bangunan yang tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) akan kita tertibkan,” tegas Iskandar. Iskandar juga mengungkapkan, selain pembongkaran sepuluh unit bangunan liar tersebut. Ke depan pihaknya juga akan melakukan pembongkaran terhadap bangunan yang melewati Garis Sepadan Bangunan (GSB) yaitu 12 meter dari pinggir jalan raya.(tz)

Pasangan Khalwat Diseret ke Markas WH

Posted by STRUKTUR 03.21, under | No comments

Pasangan Khalwat Diseret ke Markas WH

BANDA ACEH - Personel Polisi Wilayatul Hisbah (Pol WH) Provinsi NAD, Sabtu (2/4) malam, menciduk pasangan non muhrim yang sedang bermesraan di kios buah di Desa Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Selanjutnya, pasangan tersebut diseret petugas ke markas WH di Jambo Tape. Informasi yang diteima Serambi menyebutkan, pasangan yang ditangkap WH itu, adalah, MY (35) warga Peuniti, dan pasangan wanitanya FZ (20) warga Rukoh. Pasangan itu bermesraan di dalam kios hingga larut malam. Akibatnya, warga yang mencurigai keberadaan mereka itu langsung melaporkan kasus tersebut WH.

“Saat ditangkap, pria dan wanita itu masih berpakaian lengkap, tapi mereka telah memenuhi unsur untuk dilakukan penyidikan,”ungkap Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Kasatpol PP/WH) Provinsi NAD, Drs Marzuki Abdullah MM, melalui Wakil Komanda Operasi (Wadan Ops) Tgk Adin, kepada wartawan, Minggu kemarin. Tgk Adin mengatakan, penangkapan pasangan non muhrim itu dilakukan pada saat hujan lebat. Kepada petugas pasangan itu mengaku telah lama menjalin hubungan asmara. Dan pasangan itu juga berterus-terang hanya sebatas berciuman saja.

Selain itu, MY juga mengaku baru saja pulang jalan-jalan, tapi, karena hujan, sehingga singgah sebentar di kios tersebut. “Keduanya masih dimintai keterangan terkait dengan sejauh mana hubungan yang telah dilakukan sebelumnya. Dan kita juga sedang menunggu saksi, jika nantinya ada bukti dan lengkap saksinya, maka kasus itu akan kita serahkan ke Jaksa,” ujar Tgk Adin.(tz)

Dua Pengguna Ganja Dituntut 10 Bulan

Posted by STRUKTUR 03.20, under | No comments

Dua Pengguna Ganja Dituntut 10 Bulan

BANDA ACEH - Jarusman (23), warga Banda Aceh, dan Indra Gunawan (23) asal Kabupaten Bireuen, dituntut masing-masing 10 bulan penjara oleh jaksa dalam sidang di Pengadilan Negeri Banda Aceh, Kamis (4/6). Kedua lelaki tersebut dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan menggunakan narkotika jenis ganja serta telah melanggar pasal 85 huruf a Undang-Undang RI nomor 22 tahun 1997 tentang narkotika. Meski demikian, dalam tuntutannya jaksa juga mempertimbangkan hal meringankan serta memberatkan bagi kedua terdakwa. Hal meringakan, terdakwa menyesali dan mengakui semua perbuatannya saat berlangsungnya persidangan.

Berdasarkan fakta dan keterangan saksi dalam persidangan, terungkap bahwa terdakwa menggunakan barang haram tersebut hari Rabu 10 September 2008 sekitar pukul 14.30 WIB. Ketika itu, petugas polisi melakukan penggeledahan di ruang sel Dit Narkoba Polda NAD. Saat menggeledah, polisi menemukan narkoba jenis ganja yang dibungkus dalam kertas TTS di dalam sendok sampah yang merupakan sisa yang tidak habis digunakan oleh terdakwa.

Pada persidangan lanjutannya kemarin, kedua terdakwa yang mengenakan baju koko hadir ke persidangan tanpa didampingi kuasa hukum. Bahkan, saat jaksa membacakan tuntutannya mereka hanya bisa pasrah dan menunduk mendengarkan tuntutan tersebut. Usai jaksa membacakan nota tuntutannya, majelis hakim yang diketuai Suwisnu SH MH dan didampingi dua hakim anggota Amat Khusaeri SH M.Hum dan Syukri SH. M.Hum mengatakan, kedua terdakwa memiliki hak untuk mengajukan pembelaan terhadap tuntutan tersebut. Sidang dilanjutkan Kamis (11/6) mendatang.(tz)

Korban Ambruk Lantai Atap Masjid Membaik

Posted by STRUKTUR 03.19, under | No comments

Korban Ambruk Lantai Atap Masjid Membaik

BANDA ACEH - Kondisi tiga dari sembilan korban insiden ambruknya lantai atap Masjid Baiturrahmah, Lampoh Daya), Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Senin (4/5) mulai membaik. Ketiga korban yang sebelumnya kondisinya cukup parah itu dilaporkan sudah bisa duduk dan makan nasi sendiri. “Kondisi ketiganya sudah mulai membaik. Cuma tadi pagi, Iqbal harus diperiksa intensif oleh tim dokter, karena pasien juga di dera asam urat,” ungkap panitia Masjid Baiturrahmah, H Muzibullah didampingi Suprani, kepada Serambi, Senin kemarin di Rumah Sakit Fakinah, Banda Aceh.

Tiga korban yang masih dirawat dirumah sakit itu, diantaranya, Abdurahman (45), M Ayub (35), dan Mahli (40), ketiganya dirawat dikamar Melati, Dahlia dan Kamar Wartel. Sedangkan enam korban lainnya, sudah diizinkan pulang ke rumah masing-masing, karena luka yang dialami hanya luka ringan.

Sedangkan mengenai kapan ketiga pasien itu bisa kembali ke rumahnya masing-masing, Muzibullah mengaku belum tahu. “Itu belum bisa dipastikan, karena kita juga harus mengikuti arahan dokter. Sedangkan mengenai biaya pengobatan, semuanya sudah ditanggung oleh panitia masjid melalui dana sumbangan bantuan pembangunan masjid,” sebutnya.

Dijenguk Kapoltabes
Dalam kesempatan itu, Muzibullah juga mengakui bahwa hingga kemarin belum ada satu pun dari pihak pemerintah yang mencenguk para korban tersebut. Namun, diakui oleh Muzibullah, Minggu (3/5) malam Kapoltabes Banda Aceh, Kombes Pol Syamsul Bahri telah mencenguk para pasien ambruknya lantai atap masjid tersebut.(tz)

Mantan Ketua Dituntut Tujuh Bulan

Posted by STRUKTUR 03.19, under | No comments

Gelapkan Aset Koperasi

Mantan Ketua Dituntut Tujuh Bulan

BANDA ACEH - Mantan ketua Koperasi Bungong Ban Kemang (BBK), Rosmiati, warga Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh, terdakwa kasus penggelapan aset koperasi, Kamis (2/4) dituntut hukuman tujuh bulan penjara oleh majelis Pengadilan Negeri (PN) Banda Aceh.

Selain tuntutan tersebut, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Maimunah SH, juga menuntut terdakwa, segera mengembalikan aset koperasi tersebut kepada pengurus baru. Dalam sidang kemarin, jaksa mengatakan terdakwa terbukti bersalah telah memalsukan surat serta menggelapkan aset koperasi BBK. “Pemalsuan surat itu dibuktikan dengan dua anggota koperasi yang tidak pernah melengkapi data menjadi anggota, tapi mereka sudah terdaftar menjadi anggota dengan cara direkayasa oleh terdakwa,” ungkap Maimunah.

Selain itu, saat koperasi melakukan perubahan pengurus, terdakwa yang telah berakhir masa kepengurusannya serta akan digantikan kepada pengurus baru, terdakwa juga tidak mau menyerahkan aset tersebut.”Saat itu terdakwa tetap menjalankan koperasi tersebut dan tidak mau menyerahkan aset kepada pengurus baru,” ungkap jaksa seraya menyebutkan bahwa terdakwa terbukti melanggar pasal 263 ayat (1) dan 378 KUHP.

Usai mendengarkan pembacaan nota tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum, terdakwa Rosmiati kepada majelis hakim yang diketuai Ahmad Yasin, didampingi, Buyung Dwikora dan Khamim Thohari, serta panitera pengganti Ridwan SH, menyatakan akan mengajukan pembelaan (pledoi) terhadap tuntutan jaksa tersebut. Sidang tersebut dilanjutkan Senin (16/4) dengan agenda pembacaan nota pembelaan dari terdakwa.(tz)

Penegak Hukum Harus Peka Terhadap Kasus Sengketa Lahan

Posted by STRUKTUR 03.18, under | No comments

Penegak Hukum Harus Peka Terhadap Kasus Sengketa Lahan

BLANGPIDIE - Jaringan Komunitas Masyarakat Adat (JKMA) Aceh Barat Daya (Abdya) meminta kepada aparat penegak hukum di kabupaten dimaksud agar peka dan bertindak profesional dalam menyelesaikan kasus sengketa tanah di Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee. Mengingat banyak kasus sengketa lahan yang hingga kini belum ada penyelesaian dengan baik, sehingga dikhawatirkan kasus itu memicu anarkisme.

“Dua kasus penyerobotan lahan dan pengancaman terhadap warga telah dilaporkan warga kepada pihak yang berwajib. Kasus-kasus ini sangat mungkin munculnya sikap anarkis dan sikap apatis masyarakat terhadap penegakan hukum bila tidak terselesaikan dengan baik,”kata Koordinator JKMA Abdya, Hendrik melalui siaran persnya yang diterima Serambi kemarin.

Oleh karena itu, pihaknya berharap agar pemerintah beserta aparat penegak hukum dapat berlaku adil dan bijaksana, mengingat sengketa tanah di dua kecamatan tersebut kerap kali terjadi, karena program sawit rakyat yang di canangkan Pemkab Abdya tidak melalui perencanaan yang matang dan tinjauan yang menyeluruh. “Kami juga akan melakukan advokasi bersama tentang beberapa kasus tanah garapan yang diperuntukkan untuk rakyat di Kecamatan Babahrot dan Kuala Batee dengan melibatkan kawan-kawan dari lembaga Swadaya Masyarakat lainnya,” ujar Hendrik.

Dikatakannya, semula Pemkab Abdya melalui program sawit rakyat, telah mencanangkan pembagian lahan sawit beserta bibit dan ongkos tanam. Dalam program tersebut Pemkab Abdya juga membentuk beberapa Seuneubok guna mempermudah koordinasi. Namun belakangan Seuneubok yang telah dibentuk tersebut dibubarkan tanpa alasan yang jelas.

“Awalnya program ini tergolong baik, namun di tengah perjalanan banyak persoalan yang muncul akibat ada oknum pejabat yang menguasai lahan lebih dari dua hektar. Disisi lain pemerintah juga tidak bisa tepat waktu dalam menyalurkan bibit dan biaya subsidi lainnya, sehingga terbukalah peluang bagi oknum-oknum tersebut untuk bermain dan meminta kepada masyarakat yang kurang mampu agar tanah yang sudah digarap itu dijual kepada oknum pejabat tersebut,” ulasnya.

Menurutnya, situasi ini sangat berbahaya bila pemerintah dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) memberikan sertifikat pada pemilik lahan, kecuali setelah dilakukannya pemetaan ulang serta pembagian ulang lahan-lahan tersebut.(tz)

Mobil Angkut Telur Terjungkal

Posted by STRUKTUR 03.17, under | No comments

Mobil Angkut Telur Terjungkal

BANDA ACEH - Mobil bok jenis Mitsubishi L 300 yang mengakut telur ayam dari Banda Aceh menuju ke arah Lambaro, Kecamatan Ingin Jaya Aceh Besar, Senin (24/8) sekitar pukul 16.00 WIB terjungkal di kawasan Luengbata. Akibatnya, ribuan butir telur pecah dan membuat badan jalan jadi licin setelah kuning dan putih telur berserak di lokasi itu.

Menurut keterangan yang diperoleh Serambi di lokasi kejadian, mobil bok BL 8164 AS yang bermuatan telur ayam itu, berangkat dari Banda Aceh menuju Lambaro. Sesampai di Jalan Tgk Imum Lungbata, tepatnya di depan Hotel Grand Nanggroe, mobil tersebut menabrak median jalan. Akibatnya mobil tersebut langsung terjungkal ke badan jalan. Sehingga, ribuan butir telur yang diangkut dengan mobil itu pecah. Sehingga, kuning dan putih telur itu membasahi aspal. Warga menduga sopir mobil itu mengantuk, sehingg mobil itu langsung menabrak median jalan dan terbalik.

“Sepertinya sopir mobil tersebut mengantuk. Sebab, secara tiba-tiba mobil itu telah mengantam median jalan,” ungkap warga yang menyaksikan peristiwa itu. Kapolsek Luengbata, Iptu Saiful Hadi SH, kepada Serambi mengatakan, mobil yang bermuatan telur itu rencananya hendak mengantar telur ke Lambaro. Pascaterjungkalnya mobil tersebut, kemacetan lalulintas juga sempat terjadi di kawasan tersebut. Namun kondisi itu cepat teratasi karena petugas kepolisian dari Polsek Luengbata segera mengatasi kemacetan itu.(tz)

Hari Ini, Kodam IM Gelar Latihan Raider

Posted by STRUKTUR 03.16, under | No comments

Hari Ini, Kodam IM Gelar Latihan Raider

* Warga jangan Terkejut

BANDA ACEH - Raider Kodam Iskandar Muda, hari ini Sabtu (17/10) akan menggelar latihan pemantapan personel. Kegiatan tersebut dilaksanakan di lima lokasi, masing-masing, Hotel Rasamala Indah Seutui, Pelabuhan Ulee Lheue, Hotel Cakradonya Peunayong, Hotel Grand Nanggroe Luengbata, dan Hermes Palace Hotel di Lambhuk. Karena itu, kepada masyarakat diingatkan agar tidak terkejut. Komanda Raider Kodam IM, Lettu Bambang, saat dikonformasi Serambi Jumat (16/17) malam, via telpon selulernya menjelaskan, kegiatan yang melibatkan puluhan personel Raider dijajaran Kodam Iskandar Muda itu akan dimulai pada pukul 08.00 WIB. Dengan target pembebasan sandera di Hotel Rasamala Indah Seutui, pada pukul 10.00 WIB, kegiatan dilanjutkan di kawasan pelabuhan kapal Ulee Lheue.

Pukul 12.00 WIB, tim raider akan mengambil lokasi di Hotel Cakradonya Peunayong. Pada Pukul 14.00 WIB sasaran operasi di Hotel Grand Nanggroe Luengbata, dan pada Pukul 16.00 Wib di Hotel Hermes Palace Lampineung. “Kegiatan ini dilaksanakan sebagai upaya pemantapan personel Raider dijajaran Kodam Iskandar Muda, dan kita harapkan masyarakat tidak terkejut dengan aksi latihan pemantapan personel ini,” tegasnya. Dilanjutkan, pada hari Minggu (18/10), sekira pukul 08.00 WIB, acara dilanjutkan dengan upacara penutupan di kawasan Wisata pantai Eumpee Nulu, Lampuuk, Kecamatan Lhok Nga, Aceh Besar.(tz)

Hakim tak Lengkap, Sidang Hendra Ditunda

Posted by STRUKTUR 03.15, under | No comments

Hakim tak Lengkap, Sidang Hendra Ditunda

BANDA ACEH - Sidang pengrusakan Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh yang menghadirkan Hendra Budian sebagai terdakwa, yang semestinya sudah sampai kepada pembacaan replik oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU), Rabu (18/3) terpaksa ditunda. Pasalnya ketua majelis hakim yang mengadili perkara dimaksud tidak hadir. Akibatnya puluhan pengunjung yang merupakan massa pendukung Hendra, kecewa atas penundaan sidang.

“Berhubung ketua majelis yang menangani perkara ini mendapat musibah, maka sidang terpaksa kita undur hingga Rabu (1/4) mendatang, dengan agenda pembacaan replik,” kata anggota majelis hakim, Arfan Yani SH didampingi Rahmawati SH, di hadapan sejumlah pengunjung sidang.

Usai majelis hakim menyampaikan alasan penundaan sidang tersebut, Afridal Darmi SH selaku kuasa hukum terdakwa Hendra Budian, meminta JPU yang diketuai Tarmizi SH agar dalam persidangan selanjutnya, bisa hadir sesuai jadwal.

“Apa yang majelis sampaikan bisa kami maklumi. Namun kami juga minta kepada pihak jaksa, agar pada sidang selanjutnya bisa hadir tepat waktu. Karena molornya sidang selama ini, akibat jaksa terlambat hadir di ruang sidang,” kata Afridal di depan majelis hakim.

Menanggapi permintaan dari kuasa hukum terdakwa tersebut, jaksa mengatakan bahwa keterlambatan itu terjadi akibat unsur ketidak sengajaan pihaknya.(tz)

Pekerja Bangunan Tersengat Listrik

Posted by STRUKTUR 03.12, under | No comments

Pekerja Bangunan Tersengat Listrik

BANDA ACEH - M Isa (50) warga Desa Darul Kamal, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar, Senin (26/10) sore dilarikan ke Rumah Sakit Umum (RSU) Meuraxa. Pekerja bangunan itu tersengat listrik saat memasang atap pada salah satu bangunan toko di Simpang Lampeuneuruet. Informasi yang dihimpun Serambi menyebutkan, musibah itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, kata sumber Serambi, M Isa sedang memasang atap toko. Ternyata, di dekat lelaki itu bekerja juga terbentang kabel listrik. Entah bagai mana, tiba-tiba M Isa telah tersengat listrik dan terkulai lemas di atas atap toko tersebut.

“Saat kejadian korban tidak berteriak, dan hal itu baru diketahui oleh rekan kerjanya setelah korban terlihat telungkup diatas atap toko. Pada saat itu juga rekan kerjanya langsung menurunkan korban dan melarikannya ke Rumah Sakit Meuraxa,” kata Mariati (35) adek ipar korban. Korban yang dirawat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Meuraxa itu terlihat mulai sadarkan diri, kendati sebelumnya korban sempat pingsan selama beberapa menit. “Sekarang abang sudah mulai sadarkan diri. Tadi beliau sempat pingsan beberapa menit. Sedangkan luka yang dialami hanyalah dibagian dada dan kaki sebelah kanan akibat terkena terbakar arus listrik,” jelasnya. Mariati juga mengakui bahwa, pemilik bagunan dan tukang ruko tersebut usai kejadian langsung membezuk korban di RSU Meuraxa. Beberapa saat kemudian, pemilik toko dan kepala tukang datang ke lokasi dan ikut mengantar M Isa ke rumah sakit.(tz)

Tentang saya :

Posted by STRUKTUR 02.33, under | 2 comments

Terima kasih buat teman-teman semua yang telah berkenan berkunjung ke blog saya ini. Pada halaman ini saya ingin memperkenalkan diri. Nama lengkap saya Moehammed Tawfix Zass SH, biasa disapa Taufik, saya lahir dipelosok desa (gampong) tepatnya di Gampong Lhok Gajah, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Provinsi Aceh. Saya anak bungsung dari tujuh bersaudara pasangan Zakaria Bin H Saman Sigli (Zass) dan Rohani Bin T Hasyim. Saat ini saya berprofesi sebagai wartawan di salah satu media terkemuka di Aceh bernama Harian Serambi Indonesia (Kompas Group). Menurut ortu dan rekan sebaya, saya tergolong bandel tapi tidak "nakal". Saya cuma suka akan hal-hal baru dan mencari tahu tentang apa yang belum saya ketahui. Saya meyakini keberhasilan itu bisa diraih dari perjuangan, pengorbanan, kerja keras, do'a, serta keinginan untuk terus melengkapi diri dari setiap kekurangan yang ada.Itulah sedikit penjelasan tentang pribadi saya........!!!

Tags

Blog Archive