Wed, Apr 27th 2011, 08:51
Pengadaan Beras Bulog Blangpidie Baru 200 Ton
* HPP Lebih Rendah Dibanding Harga di Konsumen
BLANGPIDIE – Pengadaan beras di Perum Bulog Sub Divre VI Blangpidie hingga April 2011 baru tereasisasi 200 ton dari prognosa (target) ditetapkan sebanyak 3.500 ton. Minimnya realisasi pengadaan disebabkan mitra kerja Perum Bulog setempat kalah bersaing karena harga pembelian pemerintah (HPP) lebih rendah dibadingkan harga di tingkat konsumen.
Kepala Sub Regional Devisi (Subdivre) VI Blangpidie, Ruslian SE dihubungi Serambi, Selasa (26/4) menjelaskan, pronogsa pengadaan beras lokal tahun 2011 sebanyak 3.500 ton. Prognosa yang ditetapkan itu dibeli dari beberapa pengusaha kilang padi mitra Perum Bulog setempat. “Realisasi pengadaan beras hingga memasuki April 2011 baru 200 ton,” kata Ruslian.
Penyebabnya, harga beras di tingkat konsumen lebih tinggi mencapai Rp 5.900 sampai Rp 6.000/kg untuk beras medium. Sementara HPP hanya Rp 5.060/kg. Sehingga soal harga mitra kerja Perum Bulog setempat kalah bersaing. Dampaknya, beras yang mampu dijual mitra kerja kepada Perum Bulog setempat sangat terbatas jumlahnya.
Pun begitu, Kepala Perum Bulog Subdivre VI Blangpidie itu optimis bahwa pengadaan beras dapat dilakukan secara maksimal oleh mitra kerja sekitar bulan Juli atau Agustus mendatang. Kurun waktu tersebut, areal tanaman padi kawasan Kabupaten Abdya mamasuki masa panen raya musim tanam (MT) gadu 2011.
Sementara menunggu masa panen raya dimaksud, Ruslian mengaku telah meminta pihak mitra kerja dapat memasukkan beras ke gudang Bulog dengan membeli gabah di daerah lain yang sudah memasuki masa panen, seperti di Kabupaten Nagan Raya.
Ditanya stok cadangan beras yang tersedia, Ruslian mengatakan tidak ada masalah. Karena stok beras yang tersedia mencapai 3.000 ton lebih. Beras impor dari Vietnam itu disimpan di GSP Blangpidie, Kabupaten Abdya, GSP Kota Fajar, Kabupaten Aceh Selatan dan GSP Subulussalam, Kota Subulussalam.
“Dengan asumsi penyaluran ke masyrakat sebanyak 1.000 ton per bulan, maka stok beras cadangan yang tersedia diperkirakan akan cukup tiga bulan ke depan,” katanya.(nun)
Kepala Sub Regional Devisi (Subdivre) VI Blangpidie, Ruslian SE dihubungi Serambi, Selasa (26/4) menjelaskan, pronogsa pengadaan beras lokal tahun 2011 sebanyak 3.500 ton. Prognosa yang ditetapkan itu dibeli dari beberapa pengusaha kilang padi mitra Perum Bulog setempat. “Realisasi pengadaan beras hingga memasuki April 2011 baru 200 ton,” kata Ruslian.
Penyebabnya, harga beras di tingkat konsumen lebih tinggi mencapai Rp 5.900 sampai Rp 6.000/kg untuk beras medium. Sementara HPP hanya Rp 5.060/kg. Sehingga soal harga mitra kerja Perum Bulog setempat kalah bersaing. Dampaknya, beras yang mampu dijual mitra kerja kepada Perum Bulog setempat sangat terbatas jumlahnya.
Pun begitu, Kepala Perum Bulog Subdivre VI Blangpidie itu optimis bahwa pengadaan beras dapat dilakukan secara maksimal oleh mitra kerja sekitar bulan Juli atau Agustus mendatang. Kurun waktu tersebut, areal tanaman padi kawasan Kabupaten Abdya mamasuki masa panen raya musim tanam (MT) gadu 2011.
Sementara menunggu masa panen raya dimaksud, Ruslian mengaku telah meminta pihak mitra kerja dapat memasukkan beras ke gudang Bulog dengan membeli gabah di daerah lain yang sudah memasuki masa panen, seperti di Kabupaten Nagan Raya.
Ditanya stok cadangan beras yang tersedia, Ruslian mengatakan tidak ada masalah. Karena stok beras yang tersedia mencapai 3.000 ton lebih. Beras impor dari Vietnam itu disimpan di GSP Blangpidie, Kabupaten Abdya, GSP Kota Fajar, Kabupaten Aceh Selatan dan GSP Subulussalam, Kota Subulussalam.
“Dengan asumsi penyaluran ke masyrakat sebanyak 1.000 ton per bulan, maka stok beras cadangan yang tersedia diperkirakan akan cukup tiga bulan ke depan,” katanya.(nun)
Sumber : http://aceh.tribunnews.com/news/view/54888/pengadaan-beras-bulog-blangpidie-baru-200-ton
0 komentar:
Posting Komentar